Ayo Luruskan Niat, Tegakkan Kebenaran, Keadilan Kemakmuran di Indonesia untuk Kehidupan yang lebih baik dan sejahtera

Kamis, 07 Februari 2019

Gubernur Sumsel: Lrt Itu Proyek Pemerintah Pusat, Jangan Pas Rugi Kita Yang Disuruh Bayar !



  Ayo  Jalan Terus !  - Proyek LRT Palembang yang dibangga-banggakan pemerintah Jokowi ternyata malah tekor!

Biaya operasional Light Rail Transit (LRT) per bulan yang mencapai Rp10 miliar, sementara pendapatannya hanya Rp1,1 miliar perbulan. Tekor hampir Rp 9 Miliar per bulan!

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru SH MM pun menolak kerugian ini dibebankan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel beserta pemkot Palembang.

Baca : LRT Palembang Merugi, Habiskan Listrik 1,6 Miliar/Hari, Cuma Dapat 500 Juta/Bulan





Mantan Bupati OKU Timur dua periode ini mencoba meluruskan jikalau LRT yang selama ini dibangga-banggakan jelang Asian Games kemudian bukan aset milik daerah melainkan aset milik negara.

"Itu aset sentra dan itu pengelolaannya dikelola oleh PT KAI. PT KAI kan tidak hanya mengelola LRT saja tapi angkutan lainnya menyerupai batubara, dari angkutan itukan menerima untung juga. Kaprikornus jangan ketika rugi, dilempar ke kita yang disuruh bayar. Gaklah," tegasnya.

[Berikut videonya]





Caro Palembang Nian!

"LRT (Palembang) dikelola PT KAI
ITU Proyek Pusat

Masak kalo rugi diminta Pemerintah Daerah yg tanggung? Nggak galak aku", tegas Gub Sumsel @hermanderu1967




Kini Terbukti Merugi, LRT Palembang Belum Terlalu Dibutuhkan


"Dari bandara, saya kemudian menyusuri pembangunan LRT, yang kebetulan satu arah dengan lokasi program yang hendak saya tuju. Karena tak merasa macet (mungkin juga alasannya sudah terbiasa bermacet ria di Jakarta), saya mulai menyimpulkan bahwa pembangunan LRT di Palembang rasa-rasanya akan mengalami "mati suri" seusai Asian Games nanti. Kenapa? Ya tak lain alasannya kemudian lintas di Palembang berdasarkan saya belum terlalu macet, sehingga pengguna jalan masih lebih menentukan kendaraan pribadi menyerupai motor dan kendaraan beroda empat ketimbang LRT."

Itulah belahan artikel saya yang kemudian dihadiahi sebagai Headline di Kompasiana, September 2017 lalu. Pada intinya, artikel yang saya tulis berdasarkan pengamatan eksklusif itu memberikan betapa Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan belum terlalu dibutuhkan.

Belum lagi jalur LRT di Palembang berada di titik luar Kota Palembang. Sementara kegiatan masyarakat di sana lebih banyak di dalam kota. Dengan kata lain, alasan lebih simpel dengan memakai LRT hanya berlaku apabila menuju ke bandara saja. Itu pun, bagi masyarakat yang kebetulan tinggal berdekatan dengan jalur yang dilintasi LRT. Berbeda dengan Jakarta, LRT yang juga dibangun menjelang Asian Games 2018, dipastikan akan terus bermanfaat bagi masyarakat mengingat tempat Jabodetabek yang dihuni oleh jutaan manusia.

Kini prediksi itu pun terbukti. LRT yang dibangga-banggakan itu nasibnya miris. Pendapatan dan biaya operasional tidak sebanding. Akibatnya, pemerintah sentra harus menyuntikkan dana subsidi semoga LRT tetap berjalan. Dikutip tribunnews, Kamis (31/1/2019), biaya operasional LRT Palembang mencapai Rp 10 miliar per bulan sementara pendapatannya hanya Rp 1,1 miliar per bulan. Hal inilah yang menyebabkan hingga ketika ini, LRT masih menerima subsidi dari pemerintah sentra berkisar Rp150 miliar per tahun.

Akibat beban subsidi itu, ada proposal dari dewan perwakilan rakyat semoga subsidi itu ditanggung Pemprov Sumatera Selatan. Namun proposal itu ditolak mentah-mentah Gubernur Sumsel, Herman Deru. Dengan tegas, Herman menyampaikan jikalau LRT itu merupakan aset negara bukan aset pemerintah daerah. Karenanya, segala urusan untung-rugi berada di tangan pemerintah pusat. Lagipula, Gubernur mengatakan, jangan ketika LRT merugi kemudian diserahkan kepada pemerintah daerah. Tentu saja itu tidak adil.

Dengan kondisi LRT Palembang ketika ini di tengah kampanye Pilpres 2019, tentu sangat masuk akal apabila dimanfaatkan kubu Prabowo-Sandi untuk menyerang kebijakan capres petahana Jokowi. Sebab tak sanggup dipungkiri, pembangunan LRT di Palembang memang belum terlalu dibutuhkan.

Ke depan, semoga pemerintah lebih dulu melaksanakan kajian lebih matang sebelum memutuskan proyek infrastruktur menyerupai LRT Palembang. Jangan hingga hanya alasannya ambisi belaka, aspek-aspek lainnya malah terabaikan.





Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

republished by Ayo Jalan Terus! -  Suarakan Fakta dan Kebenaran ! 




Sumber https://ayojalanterus.blogspot.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Copyright © Ayo Luruskan | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Free Blogger Templates