Ayo Luruskan Niat, Tegakkan Kebenaran, Keadilan Kemakmuran di Indonesia untuk Kehidupan yang lebih baik dan sejahtera

Jumat, 08 Februari 2019

Kisah Faktual Seorang Perempuan Yang Kena Azab Di Tanah Suci, Bahkan Ustadzah Ini Hingga Merinding Akibatnya

Inilah suatu dongeng konkret yang bisa jadi sanggup membagikan cerminan untuk para perempuan wacana azab di tanah suci karna perihal yang bisa jadi aja sudah biasa dicoba tetapi tanpa disadari malah mengundang dosa.


banyak sudah kita mendengar hal - hal penunggu neraka yang sebagian besar adalah para perempuan? kemudian kenapa sanggup hingga serupa itu? nyatanya di dalam suatu hadist dikisahkan lantaran kenapa neraka penduduk mayoritasnya merupakan para perempuan.

informasi opsi : tidak banyak yang ketahui 4 perawatan kecantikan yang tidak boleh islam, no 2 malah kerap dilakukan

seselesainya dari shalat kusuf (shalat gerhana) , nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menggambarkan nirwana dan juga neraka yang diperlihatkan kepada ia kala shalat,

وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“dan saya memandang neraka. saya belum sempat sama sekali memandang panorama alam serupa hari ini. dan juga saya amati nyatanya kebanyakan penghuninya merupakan para perempuan. ” mereka bertanya, “kenapa para perempuan jadi kebanyakan penunggu neraka, ya rasulullah? ” ia menanggapi, “disebabkan kekufuran mereka. ” terdapat yang bertanya kepada dia, “apakah para perempuan itu kufur kepada allah? ”

dia menanggapi, “ (tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan juga mengkufuri kebaikan (suami). seandainya engkau berbuat baik kepada salah seseorang istri kau pada sesuatu waktu, sesudah itu sesuatu dikala ia memandang darimu terdapat suatu (yang tidak berkenan di hatinya) tentu ia hendak mengatakan, ‘aku sama sekali belum sempat memandang kebaikan darimu’. ” (hr. bukhari nomor. 5197 dan juga muslim nomor. 907).

menelisik dari perihal tersebut, inilah suatu dongeng konkret yang bisa jadi aja sanggup menggambarkan gimana pedihnya siksa neraka untuk seseorang perempuan yang lalai dari perintah - nya. terlebih lagi perempuan tersebut hingga menangis dan juga membikin seseorang ustazah merinding karenanya.

berikut kisahnya.

sepanjang kira - kira 9 tahun menetap di mekah sembari menguruskan jemaah haji dan juga umrah, saya telah lewat bermacam pengalaman menarik dan juga yang getir. gimana juga, dalam banyaknya kejadian yang saya alamiah, terdapat satu kejadian yg tidak hendak sempat saya sanggup lupakan. dongeng ini terjalin kepada seseorang perempuan yg berumur di pertengahan 30 - an pada dikala saya mengurus satu rombongan haji.

setibanya perempuan tersebut dan juga rombongan haji di lapangan terbang jeddah kami sambut deangn suatu bis. seluruhnya nampak riang lantaran ini merupakan kesatu kalinya mereka melaksanakan haji. sehabis itu saya bawa mereka menaiki bis dan juga dari sana, kami mengarah ke madinah.

alhamdulillah, segalanya berjalan bisa dengan gampang hingga kami hingga di madinah. tiba di madinah, seluruh orang turun dari bis. turunlah mereka satu persatu hingga tiba pada giliran perempuan tersebut. tanpa lantaran yang terang seketika perempuan itu jatuh tidak sadarkan diri, yang secara pribadi sehabis tiba bumi madinah.

bagaikan orang yang diberi tanggung jawab buat mengurus jemaah itu, saya juga bergegas mengarah ke arah perempuan tersebut. “jemaah ini sakit” kata saya pada jemaah - jemaah yang lain.

atmosfer yang inginnya damai dan merta bertukar jadi takut dan juga seluruh jemaah nampak panik atas kejadian ini.

“badan ia panas dan juga menggigil. jemaah ini tidak sadarkan diri, kilat tolong aku, kita membawa ia ke rumah sakit” kata aku. tanpa membuang waktu, kami mengangkut perempuan tersebut dan juga membawanya ke rumah sakit madinah yang terletak tidak jauh dari sana. sedangkan itu, jemaah yang lain diantar ke kawasan penginapan tiap - tiap. hingga di rumah sakit madinah, perempuan itu masih belum sadarkan diri. bermacam perjuangan dicoba oleh dokter buat memulihkannya, tetapi seluruhnya kandas.

sedangkan itu, kiprah mengurus jemaah butuh saya teruskan. saya terpaksa meninggalkan perempuan tersebut di rumah sakit. tetapi dalam banyak kegiatan menguruskan jemaah, saya menghubungi rumah sakit madinah buat mengenali pertumbuhan perempuan tersebut. tetapi, saya diberi laporan jikalau ia masih tidak sadarkan diri. selepas 2 hari, perempuan itu masih pula tidak sadarkan diri. saya kian takut, maklumlah, itu merupakan pengalaman kesatu saya berhadapan dengan suasana serupa itu.

seluruh perjuangan buat memulihkannya kandas, hingga perempuan itu dibawa ke rumah sakit abdul aziz jeddah buat memperoleh perawatan lanjut lantaran rumah sakit di jeddah lebih lengkap kemudahannya dibanding rumah sakit madinah. tetapi perjuangan buat memulihkannya masih tidak sukses. agenda haji wajib diteruskan. kami berangkat ke mekah buat mengerjakan ibadah haji. tuntas haji, saya pribadi berangkat ke jeddah. malangnya, hingga rumah sakit abdul aziz, saya diberitahu oleh dokter jikalau perempuan tersebut masih koma. bagaimanapun, kata dokter, keadaannya normal. memandang keadaannya itu, saya ambil keputusan buat menunggunya di rumah sakit.

sehabis 2 hari menunggu, kesimpulannya perempuan itu membuka matanya. dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, ia memandang ke arah saya dan juga terus memeluk saya dengan bersahabat sembari menangis terisak - isak. kala itu saya amat bimbang, saya bertanya kepada perempuan tersebut,

“kenapa kalian menangis? ”

“ustazah…. saya taubat ustazah. saya menyesal, saya takkan berbuat lagi perihal yang tidak baik. saya bertaubat, betul - betul bertaubat. ”

“kenapa kalian seketika mau bertaubat? ” tanya saya masih dalam kondisi bimbang. perempuan itu terus menangis terisak - isak tanpa menanggapi problem saya itu. tidak usang sesudah itu ia bersuara, menggambarkan kepada saya kenapa ia berkelakuan demikian, dongeng yang untuk saya butuh diambil hikmahnya oleh kita seluruh.

katanya, “ustazah, saya ini sudah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. tetapi saya salah. saya ini hanya islam pada nama dan juga generasi aja. saya tidak sempat mengerjakan ibadah. saya tidak sholat, tidak puasa, seluruh amalan ibadah saya dan juga suami tidak sempat saya kerjakan, rumah saya penuh dengan botol minuman.

dengan bunyi tersekat - sekat, perempuan itu menggambarkan, “ustazah…allah itu maha besar, maha agung, maha kaya. semasa koma , saya telah diazab dengan siksaan yg betul - betul pedih atas seluruh kesalahan yg telah saya buat sepanjang ini.

“betulkah? ” tanya saya kaget. “betul ustazah. sepanjang koma itu saya telah ditunjukkan oleh allah wacana jawaban yg allah beri kepada aku. jawaban azab ustazah, bukan jawaban syurga.

aku kerasa serupa diazab di neraka. saya ini seumur hidup tidak sempat gunakan hijab. bagaikan balasan, rambut saya ditarik dengan bara api. sakitnya tidak sanggup saya ceritakan dengan perkata.

menjerit - jerit saya memohon ampun memohon maaf kepada allah. ” “bukan itu aja, buah [dada] saya juga diikat dan juga dijepit dengan penjepit yangg terbuat daripada bara api, sesudah itu ditarik ke sana - sini…putus, jatuh ke dalam api neraka. buah [dada] saya sirna dibakar, panasnya bukan main. saya menjerit, menangis kesakitan. saya masukkan tangan ke dalam api itu dan juga saya ambil buah dada itu berulang. ”

tanpa mempedulikan penderita lain, suster juga mencermati perempuan itu terus menceritakan. baginya lagi, tiap hari ia disiksa, tanpa henti, 24 jam satu hari. ia tidak diberi waktu buat istirahat ataupun dilepaskan dari hukuman, sejauh masa koma itu dilaluinya dengan azab yg sangat pedih.

dengan bunyi terbata - bata, dengan berlinangan air mata, perempuan itu meneruskan ceritanya, “hari ke hari saya disiksa. apabila rambut saya ditarik dengan bara api, sakitnya merasa serupa kulit kepala yg turut terlepas. panasnya pula menimbulkan otak saya merasa serupa menggelegak.

azab itu pedih…pedih yang sangat sangat…tidak sanggup saya ungkapkan. sembari menceritakan, perempuan itu terus meraung, menangis terisak - isak. nampak ia betul - betul menyesal atas seluruh kesalahannya. saya juga termenung, kaget dan juga menggigil mendengar ceritanya. amat pedih jawaban allah kepada umatnya yang ingkar.

“ustazah… buat aku, islam cuma nama aja, tetapi saya minum alkohol, saya main judi dan juga seluruh aneka macam dosa besar. karna saya suka makan dan juga minum apa yang diharamkan allah, semasa tidak sadarkan diri itu saya telah diberi makan buah - buahan yang berduri tajam.

buah yang tidak berisi melainkan cuma duri - duri aja, tetapi saya amat mau memakannya, karna saya betul - betul terasa lapar.

“bila dimakan buah - buah itu, duri - durinya menusuk tenggorokan saya dan juga apabila hingga ke perut merasa menusuk perut aku. sebaliknya jari yang tertusuk duri juga merasa sakitnya.

sehabis buah - buah jarum itu habis, saya diberi makan berbentuk bara - bara api. pada dikala saya masukkan bara api itu ke dalam mulut, segala tubuh saya kerasanya serupa dibakar hangus. panasnya hanya allah aja yang ketahui.

api yang terdapat di dunia ini tidak hendak sama dengan kepanasannya. sehabis memakan bara api itu, saya memohon minuman, tapi…saya dihidangkan dengan minuman yang terbuat dari nanah. baunya cukup busuk, saya terpaksa meminumnya lantaran saya amat terasa haus. seluruh terpaksa saya lalui, tidak sempat saya alamiah sejauh hidup di dunia ini. ”

aku terus mendengar dongeng perempuan itu dengan tekun. amat merasa kebesaran allah. “semasa diazab itu, saya merayu meminta kepada allah agar dikasih nyawa sekali lagi, berilah saya kesempatan buat hidup sekali lagi. tidak menyudahi saya meminta. saya berjanji tidak hendak mengulangi kesalahan aku. saya berjanji tidak hendak ingkar atas perintah allah dan juga hendak jadi umat yg soleh. saya berjanji bahwa saya dihidupkan berulang, saya hendak perbaiki seluruh ketiadaan dan juga kesalahan saya dulu, saya hendak mengaji, hendak sholat, hendak puasa yang sepanjang ini saya tinggalkan. ”

aku melongo mendengar dongeng perempuan itu. benarlah, allah itu maha agung dan juga maha berkuasa. kita insan ini tidak hendak terlepas dari balasannya. bahwa baik amalan kita hingga sepakat jawaban yang hendak kita terima, bahwa kurang baik amalan kita, hingga azablah kita di alam abadi nanti.

alhamdulillah, perempuan itu telah melihat seorang diri kebenaran allah. “ini bukan mimpi ustazah. bahwa mimpi azabnya tidak hendak merasa hingga sepedih ini. saya bertaubat ustazah, saya tidak hendak ulangi lagi kesalahan aku. saya bertaubat… saya taubat nasuha, ” katanya sembari menangis - nangis. sejak itu perempuan tersebut betul - betul berbeda. apabila saya membawanya ke mekah, ia jadi jemaah yang amat khusuk.

amal ibadahnya tidak sempat menyudahi. contohnya, bahwa perempuan itu berangkat ke masjid pada waktu maghrib, ia cuma hendak balik ke hotelnya selepas sholat subuh. “kenapa melaksanakan ibadah hingga tidak ingat waktu? kalian pula wajib melindungi kesehatan. pulanglah sehabis sholat isya, makan nasi ataupun tidurlah sejenak…” tegur aku.

“tidak apa - apa ustazah. saya bawa buah kurma. saya memakannya dikala saya terasa lapar. ” bagi perempuan itu, sejauh berposisi di dalam masjidil haram, ia mau membayar sholat yang ditinggalkannya dulu.

tidak hanya itu ia berdoa, mohon kepada allah agar mengampunkan dosanya. saya kasihan melihatkan kondisi perempuan itu, cemas karna ibadah dan juga tekanan perasaan yang keterlaluan ia hendak jatuh sakit. jadi saya menasihatkan agar tidak beribadah keterlaluan hingga mengabaikan kesehatannya.

“tidak boleh ustazah. saya takut…saya sudah mencicipi pedihnya azab tuhan. ustazah tidak terasa, ustazah tidak mengenali kerasanya. bahwa ustazah sudah mencicipi azab itu, ustazah pula hendak jadi serupa aku. saya betul - betul bertaubat. ”

perempuan itu pula berpesan kepada aku, katanya, “ustazah, bahwa terdapat perempuan islam yang tidak gunakan hijab, ustazah ingatkanlah pada mereka, pakailah hijab. cukuplah saya aja yang mencicipi siksaan itu, saya tidak ingin terdapat perempuan lain yang mencicipi perihal serupa yang saya sudah rasakan.

semasa diazab, saya memandang larangan - larangan allah, salah satunya merupakan tiap sehelai rambut perempuan islam yang terpola diperlihatkan kepada lelaki yang bukan mahromnya, hingga ia dikasih satu dosa. bahwa terdapat 10 lelaki yang bukan mahrom memandang sehelai rambut saya ini, hingga saya memperoleh 10 dosa. ”


informasi opsi : wahai muslimah, janganlah hijrahmu itu cuma sekadar jadi pelengkap penampilan saja

“tapi ustazah, rambut saya ini banyak jumlahnya, beribu - ribu. bahwa seseorang memandang rambut aku, itu berarti beribu - ribu dosa yang saya mampu. “saya bernazar, sepulang saya dari haji ini, saya memohon tolong dari ustazah agar ingin mengarahkan suami saya sholat, puasa, mengaji, dan juga mengerjakan seluruh ibadah.

aku mau mengajak suami berangkat haji. serupa aku, suami saya itu islam pada nama aja. tetapi itu seluruh merupakan kesalahan aku. saya sudah bawa ia masuk islam, tetapi saya tidak membimbing ia. bukan itu aja, sayalah yang jadi serupa orang yang bukan islam. ”

semenjak berulang dari haji itu, saya tidak mendegar dongeng wacana perempuan tersebut. gimana juga, saya yakin ia sudah jadi perempuan yang betul - betul solehah. terdapatkah ia berbohong kepada saya wacana ceritanya diazab semasa koma? tidak. saya yakin ia menyampaikan benar. bila ia berbohong, mengapa ia berbeda dan juga bertaubat nasuha? satu lagi, cobalah bandingkan azab yang diterimanya itu dengan azab yang ditafsirkan oleh allah dan juga nabi dalam al - quran dan juga hadish. terdapatkah ia berbohong ?

benar, apa yang terjalin itu benar kita tidak bisa meyakinkannya secara saintifik, tetapi bukankah soal dosa dan juga pahala, syurga dan juga neraka itu perkara ghaib?

janganlah apabila kita sudah wafat dunia, apabila kita sudah diazab barulah kita ingin yakin jikalau “oh… benar betul apa yang allah dan juga rasul katakan. saya menyesal…” itu sudah terlambat. raihlah 5 kesempatan ketika sebelum tiba 5 rintangan, kaya ketika sebelum miskin, senang ketika sebelum sulit, sehat ketika sebelum sakit, muda ketika sebelum bau tanah dan juga waktu hidup ketika sebelum mati

walahualam bisawab, gampang - mudahan dongeng ini bawa kita jadi umat yang lebih paham jikalau dunia tidaklah kawasan terakhir, masih terdapat akhirat, masih terdapat alam lain yang sudah menanti kita bagaikan mana dituliskan dalam (AL) qur’an. gampang - mudahan kita jadi umat yang tetap beribadah kepada allah.






( sumber: https://ayoluruskan.blogspot.com/search?q=kisah-nyata-seorang-wanita-yang-kena. )

Sumber http://islamsosialmedia.blogspot.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Copyright © Ayo Luruskan | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Free Blogger Templates