Ayo Luruskan Niat, Tegakkan Kebenaran, Keadilan Kemakmuran di Indonesia untuk Kehidupan yang lebih baik dan sejahtera

Jumat, 08 Februari 2019

Laksamana Tni (Purn) Sudomo : Aku Murtad Selama 36 Tahun






Laksamana Tentara Nasional Indonesia (Purn) Sudomo Merasa Terlahir Kembali

Lebih hening dan khusyuk. Itulah yang dirasakan Laksamana Tentara Nasional Indonesia (Purn) Sudomo di hari tuanya. Di usianya yang sudah senja, mantan Pangkopkamtib di kurun Soeharto justru menemukan hidupnya.

''Kalau orang lain berkata hidup dimulai umur 40 tahun, saya justru mulai umur 75 tahun,'' kata Sudomo dikala ditemui di kediamannya yang sejuk di Pondok Indah, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bukan tanpa alasan bila penggemar olahraga golf ini berkata demikian. Dia mengaku hampir sebagian besar usianya dilalui dengan galau dan gelisah. Salah satu penyebabnya sebab sosok yang menghabiskan sebagian besar umurnya - 53 tahun di pemerintahan dengan aneka macam jabatan -sebagai umaro ini pernah murtad. Itu semua menjadi penyebab jauhnya ketenangan dari hidupnya.

''Terus terperinci saja dan bukan diam-diam umum, saya dulu kan murtad,'' kata Sudomo sambil tertawa. ''Dan celakanya semua itu saya lakukan tanpa pikir panjang dan memberi tahu orang tua,'' lanjutnya. Wajahnya berubah serius.

Seiring waktu, Sudomo pun merindukan ketenangan hati dan kembali pada keyakinannya semula. ''Kasih sayang Allah pada hamba-Nya lebih luas daripada murka-Nya.'' Sudomo mencicipi betul makna ayat itu. Waktu membawanya ke kota kelahirannya, Malang. Saat itu, bertepatan 22 Agustus 1997, ia melihat Masjid Al Huda di kompleks Kostrad Malang. Hatinya tersentuh. Diapun memutuskan untuk kembali.

''Itu kejadian luar biasa. Nama masjid itu sendiri berarti petunjuk. Dan di situ saya menerima petunjuk. Mungkin ini hikmah dari doa orang bau tanah saya yang selalu berdoa semoga saya kembali,'' kenang Sudomo yang tampak lebih gemuk. Ia gres saja keliling Eropa sebulan penuh.

Peristiwa itu laiknya sebuah kelahiran bagi dirinya dan anugerah yang luar biasa dari Yang di Atas. ''Saya sangat senang diberi kesempatan bertobat. Bayangkan jika saya meninggal sebelum bertobat bisa-bisa masuk neraka saya,'' ujarnya.






Sebagai rasa syukur, tahun itu juga Sudomo menunaikan umrah pertamanya. Ibadah haji beliau lakukan tahun berikutnya. Sampai kini sudah lima kali ia berumrah. Tahun ini Sudomo kembali menjadi tamu Allah bersama jutaan umat yang lain.

Ia mengaku punya pengalaman gila dikala menjadi tamu Allah. Peristiwa tersebut dialami dikala menunaikan ibadah haji 1998 dan 2002. Ketika tawaf Sudomo ingin berada sedekat mungkin erat Ka'bah. Ia pun berdoa dan membaca Asmaul Husna. Tiba-tiba ia merasa Ka'bah sangat erat dengan dirinya.

''Barisan orang yang sedang tawaf ibarat terbuka begitu saja sampai-sampai ustadz saya mengikuti dari belakang mendekati Ka'bah. Alhamdulillah,'' kata Sudomo mengenang kejadian enam tahun silam. ''Doa di sana memang sangat mustajab,'' lanjut Sudomo.

Setelah semua yang dilalui, Sudomo yang tetap rutin menyelam tiga bulan sekali, mengaku lebih hening dan bahagia. Shalat lima waktu pun selalu sempurna waktu dijalankan. Ia melaksanakan shalat Shubuh di Masjid Al Ihsan Kebayoran Baru tiap hari. Di situ ia berjumpa guru spiritualnya Mawardi Labai.

Tentang hobi menyelamnya itu Sudomo mengaku membawanya semakin erat dengan Allah. ''Saat kita di bawah, bersama dengan ikan warna-warni dan deretan karang serta sinar matahari yang menembus ke bawah, Allah terasa semakin dekat,'' katanya puitis.

Kini sebagian besar waktunya simpel dipakai untuk mempelajari dan mendalami agama, beribadah, beramal, serta sesekali berdakwah untuk kalangan terbatas. Sebuah yayasan, Husnul Khotimah ia bangkit pada 1998 untuk mewadahi semua kegiatan. Sebuah desa kecil di Bogor, Cijayanti, menjadi ladang persemaian pertobatannya.

Dengan selera humor yang tak pernah kering, Sudomo menyampaikan bahwa apa yang ia lakukan kini tak lebih dari sebuah penanaman modal alam abadi atau PMA. Semua aktivitas itu, menurutnya memperlihatkan kebahagiaan yang tidak sanggup diukur dengan bahan yang belum pernah didapat sebelumnya.

Terakhir, yang ingin dilakukan yaitu menjadi ustadz. Saat ini apa yang dilakukan gres membawa dirinya seorang 'ulama' kependekan dari usia lanjut makin agresif. Dia menyampaikan harus bergairah dalam amal dan ibadah. lan ()

Sudomo: "Saya Murtad Selama 36 Tahun"


Rambutnya memutih semua. Kepala lingkaran dengan logat bicara yang kental Jawa, Laksamana Purnawirawan Sudomo bercerita perihal kehidupan spiritualnya.

Sudomo memang menarik. Terlahir sebagai muslim dari pasangan Martomiharjo dan Soleha, 20 September 1926, mantan Menteri Tenaga Kerja ini beberapa kali pindah agama untuk alasan menikah. Sosok yang seringkali ditafsirkan sebagai tokoh menakutkan ini tiga kali menikah. Semua berakhir dengan perceraian.

Saat ditemui Hot Shots, bekas Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban ini terlihat tenang. Berpeci hitam dengan senyum menghias di bibirnya. Dia mengaku bersyukur masih diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk sanggup kembali memeluk Islam pada 22 Agustus 1997. "Ada kebahagiaan tersendiri sebab menekuni iman," kata kelahiran Malang, Jawa Timur ini.

"Saya murtad selama 36 tahun," kata Sudomo lagi. Dari tiga perkawinannnya, yang sanggup dibilang ramai dibicarakan orang yaitu kesepakatan nikah keduanya, yaitu dengan Sisca pada 20 September 1990 di Gereja Paulus di Jalan Taman Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Sudomo masuk Nasrani untuk sanggup menikahi perempuan itu. Bahkan, perihal ini, ada abreviasi yang ditujukan kepadanya: SDSB yaitu Sisca Datang Sudomo Bertekuk lutut. (Sd-301103/SCTV)

sumber : SCTV

BIOGRAPHY
Nama : SUDOMO

Lahir : Malang, 20 Sept 1926
Agama : Islam

Pendidikan :
- HIS (1939)
- MULO (tidak tamat, 1941)
- SMP, Malang (1944)
- Sekolah Tinggi Pelayaran (1944)
- Pendidikan Perwira Operasi Khusus, Sarangan, Jawa Timur (1948)
- Artillerie School, Den Helder, Negeri Belanda (1953)
- Kursus Komandan Destroyer, Polandia (1958)
- Lemhanas (1965)
- Sekolah Para Komando (KKO), Surabaya (1966)
- Seskoal, Jakarta (1968)

Karir :
- Guru Sekolah Pelayaran, Pasuruan (1944-1945)
- Perwira Logistik Yon III Pangkalan IX ALRI (1945-1949)
- Komandan Pusat Pendidikan AL, Aceh
- Perwira I Korvet KRI Benteng (1949-1951)
- Komandan KRI Flores
- Perwira I KRI Gajah Mada (1951-1956)
- Kepala Staf Operasi IV MBAL (1960-1961)
- Komandan Satgas Khusus MTB dan Panglima AL Mandala (1961- 1964)
- Pembantu Menteri Perhubungan Laut Urusan Operasi Irjen AL dan -Panglima Kawasan Maritim Tengah (1964-1969)
- KSAL (1969-1973)
- Anggota MPR (1971-1974)
- Wapangkopkamtib (1973-1974)
- Kaskopkamtib (1974-1981)
- Wapangab/Pangkopkamtib (1982-1983)
- Menteri Tenaga Kerja (1983-1988)

Kegiatan Lain :
- Presiden The Jakarta Golf Club

sumber :www.swaramuslim.net







Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui warta menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

republished by Ayo Jalan Terus! -  Suarakan Fakta dan Kebenaran ! 




Sumber https://ayojalanterus.blogspot.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Copyright © Ayo Luruskan | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Free Blogger Templates